Review Interpersonal Skill


Sulit membayangkan profesi yang tidak memerlukan interaksi dengan orang lain. Bagaimanapun kamu akan memerlukan komunikasi interpersonal setiap hari – untuk menghandle complain dari client, untuk meyakinkan boss, atau untuk menenangkan yang sedang gundah.

INTERPERSONAL COMMUNICATION DEFINED
Komunikasi Interpersonal adalah proses transaksi yang terjadi ketika dua orang menggunakan pesan lisan dan nonlisan untuk membuat suatu pemahaman dan saling mempengaruhi untuk memanage sebuah hubungan.
Interpersonal communication [IPC] telah diartikan dengan berbagai cara. Beberapa fisolog mengartikan, IPC didasari dari situasi dan jumlah partisipan yang terlibat [contoh, Miller, 1978]. Dengan menggunakan definisi dari Miller, IPC terjadi antara dua individu ketika mereka berdekatan, mampu memberikan feedback secara spontan dan memanfaatkan seluruh panca indra yang ada.
IPC juga diartikan sebagai tingkat ‘personalness’, mempersepsikan kualitas dari interaksi yang diberikan [contoh, Peters, 1974]. Menurut Peters, IPC memuat komunikasi personal dan terjadi antara orang yang memiliki hubungan lebih dari teman biasa.
Pandangan lain mengenai IPC adalah, IPC memuat komunikasi yang digunakan untuk mengartikan atau mencapai tujuan per-individu melaui interaksi dengan orang lain [contoh, Canary, Cody & Manusov, 2003].
Sementara itu, apakah sebetulnya tujuan mempelajari teori Komunikasi Interpersonal? Kita masih berselisih pendapat bahwa IPC meliputi sejumlah dari definisi ini. Komunikasi Interpersonal mencakup seluruh pesan yang terjadi diantara dua orang. Pesan IPC digunakan untuk memulai, mengartikan, merawat, atau hubungan lebih lanjut.
IPC lebih dari sekedar berkata sopan kepada penjaga toko lalu bergegas pergi dan tidak terlihat lagi, IPC mengacu kepada konten dan kualitas dari pesan yang disampaikan dan kemungkinan dari development relationship lebih jauh.

SYSTEM PERSPECTIVE
Realitanya, system teori digunakan untuk menjelaskan hampir seluruh konteks komunikasi, termasuk grup kecil dan komunikasi organisasi. Inti dari seluruh pendekatan system adalah focus pada keadaan saling bergantungan yang terus berkembang kapanpun orang berinteraksi dengan yang lainnya.
Assumptions of The Systems Perspective
Pusat asumsi dari system adalah komunikasi yang berarti system tsb dibuat terus menerus [Monge, 1973]. Selain itu, system approaches menyediakan pendekatan macro dan micro untuk mempelajari komunikasi yang mengambil tepat di sebuah hubungan.
Pada pendekatan macro, system approaches dapat membuat kita lebih mengenal institusi social yang lebih besar dan bahkan mempengaruhi grup yang lebih kecil seperti keluarga. Pada pendekatan micro, system theory menyediakan cara bagaimana untuk mengerti hubungan antar individu yang dapat mempengaruhi keseluruhan grup.
Pendeknya, system approach memusatkan pada pengaruh antara system member, dan juga antara subsystems, systems, dan suprasystems.
System adalah grup individual yang saling berhubungan untuk membentuk keseluruhan [Hall & Fagen, 1968]. Contoh dari system adalah keluarga, grup kerja, dan tim olahraga.
Subsystem adalah bagian yang lebih kecil dari sebuah grup sebagai kelengkapan, contohnya line bertahan dari tim football, atau orang tua di keluarga.
Suprasystem adalah system yang lebih besar dimana system beroperasi, contohnya Liga Football National, merupakan suprasistem untuk setiap individual tim football.

COMPONENTS OF INTERPERSONAL COMMUNICATION
Kunci dari komunikasi interpersonal adalah sumber, penerima, pesan, gangguan, feedback dan konteks.
  • Source – source adalah orang yang memiliki pikiran atau perasaan dan ingin mengungkapkan idenya ke orang lain. Cara terbaik untuk mengekspresikan diri disebut “encoding”, yang berarti sebuah proses mengeluarkan pikiran anda dan mengolahnya menjadi lisan dan non lisan.
  • Receiver – orang yang mendengarkan atau menerima pesan adalah receiver. Receiver bertanggung jawab untuk meng-“decode” pesan, dimana dia menafsir dan mengevaluasi pesan dari orang lain.
  • Message – kita berkomunikasi dengan orang lain menggunakan pesan lisan dan non lisan. Dengan pesan lisan berarti bahasa. Dan non lisan bisa diartikan sebagai non bahasa.
  • Channel – pesan lisan dan non lisan dikirimkan melalui source ke receiver melalui channel, yang berarti jalur pesan dan biasanya mencakup panca indra kita: visual/penglihatan, auditory/pendengaran, tactile/sentuhan, dan olfactory/penciuman.
  • Noise – apapun yang akan mengganggu proses komunikasi maka dihitung sebagai noise. Mulai dari fisik seperti suara handphone di tas, hingga psikologi seperti melamun.
  • Feedback – responmu akan pesan orang lain baik lisan dan nonlisan disebut sebagai feedback. Tanpa feedback, komunikasi akan kurang efektif. Feedback dapat mencari informasi tambahan atau mengkonfirmasi bahwa pesan telah dipahami.
  • Context – lingkungan komunikasi fisik, psikologi, dan historical disebut sebagai context. Setiap komunikasi mengambil tempat di context, dan context mempengaruhi bagaimana orang berkomunikasi. Sebagai contoh, kamu memberitahu temanmu tentang suatu masalah pada rekan kerjamu. Bahasa dan sikap yang kamu gunakan akan tergantung dimana kamu berada [contoh: kantor, cafĂ©, tempat tidur], seberapa lama kamu mengenal orang itu [historical], dan context psikologi atau dua personality dari kedua orang yang berkomunikasi.

IDENTIFYING NATURE / NURTURE INTERSECTIONS OF INTERPERSONAL COMMUNICATION
Para peneliti telah memberi nama pengaruh biological sebagai “nature” dan pengaruh cultural sebagai “nurture”.
  • Nature Influences – peneliti komunikasi mulai mengerti bagaimana gen yang diwariskan mempengaruhi personality dan tingkah laku dalam berkomunikasi. Ketika kamu mendengar opini temanmu tentang bagaimana suara atau sikapmu mirip seperti ayah atau ibumu, mereka merujuk akan dampak biologi pada cara komunikasimu.
  • Nurture Influences – “budaya” adalah pengetahuan, keinginan, sikap, kepercayaan, nilai, dan norma yang dipelajari dan dibagi pada sebuah kelompok. Bagaimana orangtua dan anggota keluarga lain membesarkanmu, kamu belajar budayamu.
VALUING INTERPERSONAL COMMUNICATION
Kemampuan akan Interpersonal Communication merupakan sebuah kemampuan kehidupan [life skills]. Bagaimanapun kamu belajar atau mengejar tujuan personal maupun professional, kamu akan menggunakan skill ini pada kehidupan sehari-hari.
Di rumah, kamu perlu keluarga untuk menyediakan emotional support dan turut mengambil bagian dalam mengatur rumah tangga. Di tempat kerja, kamu perlu manager dan co-worker untuk membantumu mencapai target.
Tanpa komunikasi, hubunganmu akan terputus atau bahkan berhenti. Tidak hanya akan mengembangkan life skill interpersonal communication yang membantumu tetap sehat secara fisik dan psikologikal, life skill ini juga akan membantumu dirumah, maupun di tempat kerja.
  • Enhances The Quality of Your Physical Health – orang yang telah menguasai kemampuan interpersonal communication lebih sehat dibanding orang dengan kemampuan interpersonal yang kurang. Telah terbukti kalau kemampuan interpersonal communication mengurangi rasa kesepian dan kesepian sangat berhubungan dengan masalah fisik dan psikologi.
  • Enhances The Quality of Your Personal Life – hasil dari penelitian, para orang tua yang berbagi pikiran dan perasaan dengan anak-anaknya, memiliki anak dengan emotional, kehidupan academical dan social yang lebih tertata. Selain itu, para remaja memiliki simtom depresi yang lebih rentan  ketika mereka merasa mendapatkan komunikasi dan kepercayaan yang rendah dari orang tuanya.
  • Enhances The Quality of Your Professional Life – kehidupan dalam dunia kerja jauh lebih berbeda dan bagi para orang dengan kemampuan interpersonal skill yang lebih baik akan lebih dapat bekerja dengan orang  yang berbeda-beda. Menurut survey dari “University of Pittsburgh’s Katz Business School”, kemampuan interpersonal communication merupakan penyumbang utama dalam kesuksesan dunia kerja.
·         CHARACTERISTIC OF INTERPERSONAL COMMUNICATION
·         Tiga karakteristik yang penting pada interpersonal communication adalah “content dan relational levels, impersonal dan intimate continuum”, dan “irreversible dan unrepeatable”.
·          
·         INTERPERSONAL COMMUNICATION CREATES MEANING ON CONTENT AND RELATIONAL LEVELS
·         Pesan membuat dua arti pada level yang berbeda: “content” dan “relational”. Level content pada pesanmu adalah apa isi dari pesanmu dan biasanya disampaikan menggunakan secara lisan.
·         Level relational *tidak* focus kepada apa yang diucapkan tetapi *bagaimana* pengucapannya atau penyampaiannya. Dengan begini, relational bisa diartikan sebagai pesan non lisan, seperti kontak mata, posture tubuh dan nada bicara.
·          
·         INTERPERSONAL COMMUNICATION OCCURS ON AN IMPERSONAL-INTIMATE CONTINUUM
·         Pada kehidupan sehari-hari, kamu akan menemukan hubungan. Meskipun setiap hubungan memerlukan komunikasi, tidak semua hubungan memerlukan interpersonal communication. Sebagai contoh, lihat gambar dibawah ini:

·         Zona biru adalah hubungan yang tidak terpengaruh pada perasaan pribadi [impersonal relationship] seperti hubunganmu dengan pekerja alfa-mart. Hubunganmu hanya sekedar menyapa, membayar bon dan selesai.
·         Sayangnya, beberapa dari impersonal relationship ini dapat terjadi tanpa pesan lisan dan hanya dengan pesan non lisan minimal. Sebagai contoh, saat kamu membeli barang dan akan membayar ke kasir, kamu tidak mengucapkan sepatah kata atau membuat kontak mata.
·         Zona kuning adalah hubungan yang lebih intim seperti hubunganmu dengan pasangan atau teman baikmu. Dengan interpersonal communication, intimasi dapat dicapai disegala macam hubungan, termasuk pertemanan, rekan, dan keluarga.
·         Saat kamu dan partnermu mulai berbagi informasi dan berbincang lebih dalam, kamu akan melihat hubunganmu lebih intim [erat]. Kamu tau kalau kamu lebih intim dengan seseorang ketika kedua belah pihak termotivasi untuk menghabiskan waktu bersama dan saling berinteraksi.
·         Zona hijau adalah bagian dari hubunganmu, ada yang lebih dekat ada yang biasa saja. Semakin kamu dekat ke kanan, maka semakin intim hubunganmu dengan seseorang.
·          
·         INTERPERSONAL COMMUNICATION IS IRREVERSIBLE AND UNREPEATABLE
·         Karena interpersonal communication adalah sebuah proses terus menerus, maka merupakan sebuah hal yang tidak dapat diubah [irreversible] dan diulang [unrepeatable]. Kamu mungkin pernah mengatakan sesuatu yang buruk kepada seseorang, lalu kamu mengucapkan “saya tidak bermaksud mengatakan itu”. Namun sayangnya kamu tidak dapat menarik kembali kata yang telah terucapkan.
·         Sedangkan yang dimaksud dengan unrepeatable, jika kamu pernah mencoba membahas kembali sebuah momen special dengan seseorang, kamu menyadari bahwa hampir tidak mungkin untuk membuat kembali moment tersebut. Meskipun kamu mencoba membuat ulang acara tsb dengan menu makanan yang sama, music yang sama, kostum yang sama, akan tetap terasa berbeda.
·         Beberapa hal yang menyebabkan ‘rasa berbeda’ ini adalah kamu dan temanmu bukan orang yang sama dengan kalian pada satu minggu yang lalu karena telah banyak yang terjadi. Mungkin juga kalian tidak merasakan perasaan yang sama. Atau temanmu memiliki pikiran akan pekerjaannya. Segala factor contextual dan psychological inilah yang membuah moment sulit untuk dibuat kembali.

PERSONALITY AND INTERPERSONAL COMMUNICATION
Personality memainkan peran penting dalam interpersonal communication. Psikologis Carl Jung mengatakan, “pertemuan dua personality seperti pertemuan antara dua zat kimia; jika ada reaksi, maka keduanya akan berubah”.
Personality merupakan sebuah makeup psikologi dari sebuah individu, sebuah profil yang mencerminkan pengalaman, motivasi, tingkah laku, kepercayaan, nilai, dan keinginan. Personality / kepribadianmu merupakan kombinasi dari aneka sifat yang dapat dibedakan di setiap individu.
Sebagai contoh, tidak ada orang yang memiliki kepribadian mirip seperti dirimu. Cara kamu berkomunikasi adalah ekspresi dari kepribadianmu.

UNDERSTANDING YOUR PERSONALITY

Psikologis “Robert McCrae” dan “Paul Costa” mengidentifikasi dan memberikan nama dari koleksi kepribadian yang disebut sebagai “Big Five Model of Personality”, yaitu: openness, conscientiousness, extraversion, agreeableness, dan neuroticism.
Menurut McCrae dan Costa, kepribadianmu adalah gabungan dari kelima model ini dan tiap model memiliki peran yang lebih besar disbanding yang lainnya pada caramu berkomunikasi.
  • Openness – orang yang terbuka memiliki keingintahuan intelektual, apresiasi akan seni, dan lebih imajinatif serta kreatif. Mereka menikmati menjadi sesuatu yang unik, dan Individu yang terbuka juga biasanya lebih individualistis dan ceroboh.
  • Conscientiousness – orang yang teliti terpengaruh oleh target, mereka mempersiapkan rencana dan bekerja keras untuk mencapai tujuannya. Mereka juga terkesan perfeksionis dan workaholic.
  • Extraverson – orang yang enerjik suka berbicara dan bersosialisasi. Mereka memiliki orientasi individual untuk selalu mengucapkan *iya* pada kesempatan yang menarik. Individual ini suka menegaskan dan menarik perhatian.
  • Agreeableness – orang yang mudah setuju biasanya positive dan popular. Mereka mudah bergaul dan dianggap bersahabat, dermawan, dan siap membantu ketika dibutuhkan.
  • Neuroticism – tipikal individu ini mudah mengalami kegelisahan, marah, dan depresi. Reaksi emotional mereka biasanya sangat intens. Mereka memiliki focus perhatian yang negative, yang berarti mereka lebih focus kepada hal negative dan mengabaikan aspek positive dari lingkungannya.



Posted in , by at Saturday, October 13, 2012.

Leave a Reply