Konstruksi Alat Ukur - Pert. 6

Blue Print
Tujuan: Merumuskan ruang lingkup dari indikator perilaku yang akan diteliti, bagian-bagiannya sehingga memuidahkan peneliti dan menjadi petunjuk yang efektif.

Penulisan Aitem:
  1. Kalimat yang sederhana dan jelas
  2. Aitem jangan sampai menimbulkan penafsiran ganda
  3. Penulisan aitem harus mengacu pada indikator
  4. Isi aitem tidak boleh mengandung social desirability (kecenderungan normatif sosial pada umumnya)
  5. Untuk menghindari stereotip jawaban dibuat pernyataan favorable dan unfavorable

Validitas dan reliabilitas
Reliabilitas = konsistensi hasil pengukuran saat instrument pengukuran digunakan oleh seseorang atau beberapa orang yang sama dalam waktu berlainan/bersamaan.
Reliabilitas ada 3 metode:
  1. Metode Uji ulang
  2. Metode bentuk parallel
  3. Metode Pengujian satu kali
Beberapa rumus yang sering digunakan untuk mengestimasi reliabilitan:
-          Rumus Spearman-Brown
Terdapat hubungan yang sistematik antara panjang tes dengan reliabilitasnya, oleh akrena itu reliabilitas tes dapat diprediksi dengan panjang tesnya.
-          Rumus Kuder-Richard
Hanya untuk dikotomi, dengan menggunakan statistic butir berusaha mengmbangkan rumus-rumus untuk mengestimasi reliabilita tes. Dari usahanya mereka berhasil mengemukakan banyak rumus dan setiap rumusnya ia beri nomor urut dan diterbitkan dalam jurnal psikometrika. Dari sejumlah rumus yang ia kemukakan yang kemudian terkenal dan banyak digunakan orang adalah rumus yang bernomor urut 20 dan 21, kedua rumus tersebut kemudian dikenal dengan nama KR-20 dan KR-21.
-          Rumus Alpha Cronbach

Validitas
Sejauh mana instrument tersebut mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur
  1. Validitas isi: sejauh mana aitem-aitem dalam tes mencakup keseluruhan tes yang akan diukur
  2. Validitas konstrak: validitas yang menunjukkan sejauh mana tes mengukur trait/konstruk teoritik yang akan diukur
  3. Validitas berdasarkan criteria: validitas suatu tes diperlihatkan oleh adanya hubungan skor pada tes yang bersangkutan dengan skor suatu kriteria
Peluang sudah ada, namun kita terjebak di dalam rutinitas dan mengikuti irama kerja yang tidak kreatif, minim inovasi bahkan ”takut keluar jalur”, itulah yang menyebabkan ”kematian kreatifitas”. Hal.23. Carl Schurz mengatkan, ”Ide sama seperti bintang, kita tidak pernah meraih bintang-bintang tersebut, tetapi sama seperti pelaut, kita memetakan arah kita berdasarkan bintang-bintang di langit.....”. Hal.25. Beranilah untuk memikirkan pikiran yang tidak terpikirkan.Hal.26. Seorang filsuf, Spirella mengatakan: ”Tidak ada kegairahan dalam pelayaran yang mudah ketika langit bersih dan biru. Tidak ada kesenangan dengan sekadar mengerjakan hal-hal yang siapa pun dapat kerjakan. Namun, ada kepuasan yang sangat manis untuk diambil, ketika Anda mencapai tujuan yang Anda pikir tidak akan pernah Anda capai”.Hal.27.(Parlindungan Marpaung, Setengah Utuh Setengah Pecah)

at Monday, October 22, 2012. No Comments

Konstruksi Alat Ukur - Pert. 5

Pengukuran

Tes psikologi menurut Cronbach: tes performansi maksimum (performansi kinerja terbaik yang ditunjukkan individu) dan tes performansi tipikal(mengungkap sikap-sikap kepribadian sehingga tersamar dan tidak terstruktur. Inilah yang diukur dengan skala psikologi).

Teori yang diambil tidak boleh faktor-faktor yang mempengaruhi namun mesti indikator-indikator perilaku yang nampak.

Skala psikologi banyak kelemahan dan perlu validitas dan reliabilitas yang tinggi, karena:
  1. Atribut psikologi bersifat laten dan tidak mempunya eksistensi riil
  2. Atribut psikologi ditulis berdasarkan indikator perilaku yang jumlahnya terbatas
  3. respon yang diberikan subjek terhadap stimulus dalam skala psikologi sedikit banyak dipengaruhi oleh variabel-variabel yang tidak relevan
  4. atribut psikologi yang terdapat dalam diri manusia stabilitasnya tidak tinggi
  5. interpretasi terhadap hasil ukur psikologi hanya dapat dilakukan secara normatif


ANGKET

SKALA
1
Data yang diungkap berupa fakta
1
Data yang diungkap berupa konstruks atau konsep psikologis
2
Pernyataan dalam angket bersifat langsung mengarah kepada informasi mengenai data yang hendak diungkap. Data tersebut berupa fakta atau opini yang menyangkut diri responden.
2
Pernyataan dalam skala bersifat tidak langsung dan untuk memancing jawaban yang merupakan proyeksi dari keadaan diri subjek yang biasanya tidak disadari
3
Responden tahu persis apa yang ditanyakan dalam angket dan informasi apa yang dikehendaki oleh pertanyaan tersebut
3
Sekalipun responden memahami isi pertanyaan dalam skala, namun responden tidak mengetahui arah jawaban yang dikehendaki dan kesimpulan apa yang sesungguhnya diungkap oleh pertanyaan tersebut.
4
Jawaban terhadap angket tak dapat diberi skor (dalam arti kualitas/kuantitas) melainkan diberi angka coding atau klasifikasi jawaban
4
Jawaban terhadap item diberi skor melalui proses penskalaan
5
Satu angket dapat mengungkap informasi mengenai banyak hal (banyak variabel)
5
Satu skala hanya mengungkap atribut tunggal (satu variabel / unidimensional)
6
Data yang diperoleh dengan angket tidak perlu diuji validitas dan reliabilitasnya secara psikometris
6
Data yang diperoleh dengan skala perlu divalidasi secara psikometris. Karena isi dan konteks kalimat yang digunakan sebagai stimulus pada skala lebih terbuka terhadap error.
7
Validitas dan reliabilitas angket tergantung pada kejujuran responden dalam menjawab pertanyaan
7
Validitas dan reliabilitas skala tergantung pada kejelasan konsep atribut yang hendak diukur dan operasionalisasinya.


Posted in , at Friday, October 19, 2012. 1 Comment