Blue Print
Tujuan:
Merumuskan ruang lingkup dari indikator perilaku yang akan diteliti,
bagian-bagiannya sehingga memuidahkan peneliti dan menjadi petunjuk yang
efektif.
Penulisan Aitem:
- Kalimat yang sederhana dan jelas
- Aitem jangan sampai menimbulkan penafsiran ganda
- Penulisan aitem harus mengacu pada indikator
- Isi aitem tidak boleh mengandung social desirability (kecenderungan normatif sosial pada umumnya)
- Untuk menghindari stereotip jawaban dibuat pernyataan favorable dan unfavorable
Validitas dan reliabilitas
Reliabilitas = konsistensi hasil pengukuran saat instrument pengukuran
digunakan oleh seseorang atau beberapa orang yang sama dalam waktu
berlainan/bersamaan.
Reliabilitas ada 3 metode:
- Metode Uji ulang
- Metode bentuk parallel
- Metode Pengujian satu kali
Beberapa rumus yang sering digunakan untuk mengestimasi
reliabilitan:
-
Rumus Spearman-Brown
Terdapat hubungan yang sistematik
antara panjang tes dengan reliabilitasnya, oleh akrena itu reliabilitas tes
dapat diprediksi dengan panjang tesnya.
-
Rumus Kuder-Richard
Hanya untuk dikotomi, dengan
menggunakan statistic butir berusaha mengmbangkan rumus-rumus untuk
mengestimasi reliabilita tes. Dari usahanya mereka berhasil mengemukakan banyak
rumus dan setiap rumusnya ia beri nomor urut dan diterbitkan dalam jurnal
psikometrika. Dari sejumlah rumus yang ia kemukakan yang kemudian terkenal dan
banyak digunakan orang adalah rumus yang bernomor urut 20 dan 21, kedua rumus
tersebut kemudian dikenal dengan nama KR-20 dan KR-21.
-
Rumus Alpha Cronbach
Validitas
Sejauh mana instrument tersebut mengukur apa yang
dimaksudkan untuk diukur
- Validitas isi: sejauh mana aitem-aitem dalam tes mencakup keseluruhan tes yang akan diukur
- Validitas konstrak: validitas yang menunjukkan sejauh mana tes mengukur trait/konstruk teoritik yang akan diukur
- Validitas berdasarkan criteria: validitas suatu tes diperlihatkan oleh adanya hubungan skor pada tes yang bersangkutan dengan skor suatu kriteria
Peluang sudah ada, namun kita terjebak di dalam rutinitas dan mengikuti irama
kerja yang tidak kreatif, minim inovasi bahkan ”takut keluar jalur”, itulah yang
menyebabkan ”kematian kreatifitas”. Hal.23. Carl Schurz mengatkan, ”Ide sama
seperti bintang, kita tidak pernah meraih bintang-bintang tersebut, tetapi sama
seperti pelaut, kita memetakan arah kita berdasarkan bintang-bintang di
langit.....”. Hal.25. Beranilah untuk memikirkan pikiran yang tidak
terpikirkan.Hal.26. Seorang filsuf, Spirella mengatakan: ”Tidak ada kegairahan
dalam pelayaran yang mudah ketika langit bersih dan biru. Tidak ada kesenangan
dengan sekadar mengerjakan hal-hal yang siapa pun dapat kerjakan. Namun, ada
kepuasan yang sangat manis untuk diambil, ketika Anda mencapai tujuan yang Anda
pikir tidak akan pernah Anda capai”.Hal.27.(Parlindungan Marpaung, Setengah Utuh Setengah Pecah)