Konstruksi Alat Ukur - Pert. 3

Tes Prestasi Belajar

Definisi
Tes Prestasi Belajar: salah satu alat ukur hasil belajar yang dapat mencakup semua kawasan tujuan pendidikan (kognitif, afektif dan psikomotorik) –Benyamin S. Bloom. Tes prestasi belajar untuk mengungkap apa yang oleh Cronbach disebut Performansi Maksimal Subjek.

Tes prestasi belajar merupakan kegiatan pengukuran hasil belajar siswa. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mengetahui tingkat keberhasilan guru menyelenggarakan proses pembelajaran. Dengan tes prestasi belajar inilah, maka guru dapat mengevaluasi program pembelajaran yang sudah disusun dan selanjutnya menjadikan hal tersebut sebagai acuan untuk proses penyelenggaraan selanjutnya. Berdasarkan konsep dasar pembelajaran dan aspek utama yang diinginkan mengalami perubahan dalam proses pembelajaran, maka tes prestasi belajar dapat dikelompokkan pada 3 (tiga) kelompok dasar, yaitu:
  1. Tes kemampuan Afektif
Tes kemampuan afektif merupakan jenis tes prestasi belajar yang diarahkan untuk mengetahui tingkat penguasaan aspek afektif pada siswa. Aspek afektif adalah aspek yang berkaitan dengan sikap dan nilai-nilai positif yang dimiliki siswa. Tes prestasi belajar pada aspek afektif ini terkait dengan moral, tingkah laku, kesehatan, dan berbagai nilai positif yang dimiliki sebagai bagian bangsa yang beradab.
  1. Tes kemampuan kognitif
Tes kemampuan kognitif merupakan jenis tes prestasi belajar yang terkait dengan pengetahuan hasil belajar. Selama proses belajar yang diikuti, siswa mendapatkan berbagai macam pengetahuan yang sangat berguna bagi kehidupan. Untuk mengetahui hasil tes prestasi belajar siswa dalam aspek kognitif ini, maka dapat melihat dari hasil saat siswa mengikuti berbagai ujian atau tes yang diselenggarakan sekolah dan guru dalam waktu tertentu. Ujian atau tes prestasi belajar ini merupakan program integral dalam kurikulum sekolah.
  1. Tes kemampuan psikomotor
Tes kemampuan psikomotor adalah terkait dengan keterampilan yang didapatkan siswa dari proses pendidikan dan pembelajarannya. Dengan mengetahui tingkat kemampuan ini, maka kita dapat menentukan tingkat kemampuan siswa untuk bekerja, melakukan kegiatan kerja. Oleh karena itulah, maka tes prestasi belajarnya berupa kegiatan keterampilan. Dalam konteks ini, guru atau sekolah mengadakan tes prestasi belajar siswa dengan evaluasi praktek. Siswa harus melakukan kegiatan praktek terkait dengan kemampuan yang harus dimiliki siswa.
Sumber: http://www.anneahira.com/tes-prestasi-belajar.htm

Cara mengukur: diadakan ulangan-ulangan. Dibagi menjadi 2, tes formatif dan tes sumatif

Dua pendekatan untuk menilai tingkat prestasi belajar: penilaian acuan norma dan penilaian acuan kriteria.
Dalam penilaian acuan kriteria, setiap anak hanya dapat dibandingkan dengan Standar Kompetensi(SK) atau Kompetensi Dasar(KD). Jika dalam KD menyatakan bahwa seorang siswa harus mampu menuliskan sebuah kalimat dengan menggunakan huruf besar dan tanda baca, maka siapun yang telah mampu memenuhi kriteria tersebut dinyatakan kompeten atau lulus mencapai KD yang dimaksud, tanpa harus membanding-bandingkan bagus-tidaknya tulisan tiap-tiap anak. Sebelumnya para guru lebih sering menggunakan penilaian acuan norma (PAN). Di mana penilaian didasarkan pada keberadaan siswa di dalam kelas, siswa A dibanding-bandingkan dengan siswa B dan rata-rata kelas. Contoh, si A mendapat nilai 8 sementara si B mendapat nilai 9, maka dengan serta merta si A dianggap tidak lebih pintar daripada si B. contoh lain, si C mendapat nilai 5 sementara teman-temannya yang lain mendapatkan nilai di bawahnya. Biasanya si C dianggap yang paling pintar dibandingkan dengan teman-temannya.
Sumber: http://sahabatguru.wordpress.com/2007/12/14/penilaian-acuan-kriteria-pak/

Model belajar mengajar:
Manfaat:
  1. Guru memperoleh gambaran tentang sasaran belajar apa yang diutamakan
  2. Membantu guru merumuskan perilaku siswa yang diharapkan dan yang dapat diukur atau dinilai
  3. Membantu guru mengambangkan cara dan alat evaluasi kegiatan belajar
  4. Menyusun rencana pendidikan
  5. Menyusun tugas-tugas siswa secara terpadu

Taksonomi:
  1. Taksonomi Bloom
Oleh Benjamin S. Bloom (1956).
Tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain:
    1. Cognitive domain, yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir,
·       Pengertian (Knowledge)
Tahap pertama pada Taksonomi Bloom. Pada tahap ini seseorang dapat mengenali pengertian, definisi, gagasan, atau fakta- fakta dari istilah tertentu. Misalkan : Phobia adalah ? Maka pada tahap ini kita akan memaknai phobia adalah ketakutan yang berlebihan pada sesesuatu yang tidak wajar.
·       Pemahaman (Comprehension)
Pada tahap ini seseorang sudah memahami sesuatu seperti sebuah gambaran, diagram, grafik, laporan, peraturan dan lain- lain. Misalkan ketika melihat grafik statistik penyakit phobia di Indonesia seseorang sudah bisa menterjemahkan kepada pemahamannya.
·       Aplikasi (Application)
Tahap ini seseorang sudah dapat menerapkan pengertian, metode, rumus, ke aplikasi nyata. Misalkan seseorang sudah bisa menjabarkan tentang seseorang yang memiliki penyakit phobia di kehidupan nyata misalnya cemas pada sesuatu atau seseorang sudah bisa menjelaskan statistik tentang penyakit phobia di Indonesia dengan menggambar grafik statistik.
·       Analisis (Analysis)
Selanjutnya pada tahap ini seseorang sudah dapat menganalisa informasi yang masuk dan membaginya dalam bagian- bagian. Misalnya seseorang dengan ciri- ciri menjadi cemas tiba- tiba di lingkungan luar atau di suatu acara maka seseorang sudah mampu menjawab soal tersebut dengan phobia sosial.
·       Sintesis (Synthesis)
Pada tahap ini seseorang sudah dapat menjabarkan struktur dan informasi yang belum terlihat sehingga menemukan sebuah solusi dari persoalan. Misalkan phobia sosial maka seseorang dapat menjabarkan faktor- faktor dari phobia sosial misal faktor traumatic masa lalu, kondisi keluarga yang tidak mendukung, dll. Sehingga dapat ditemukan sebuah solusi.
·       Evaluasi (evaluation)
Pada tahap ini seseorang sudah dapat menjabarkan solusi yang dipersoalkan dan memilih solusi- solusi yang tepat. Misalkan phobia sosial solusinya dengan menggunakan terapi CBT, obat psikotropica, dll.

    1. Affective Domain, berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri; dan
Menurut Krathwol (1964) klasifikasi tujuan domain afektif terbagi lima kategori :
·       Penerimaan (recerving)
Mengacu kepada kemampuan memperhatikan dan memberikan respon terhadap sitimulasi yang tepat. Penerimaan merupakan tingkat hasil belajar terendah dalam domain afektif.
·       Pemberian respon atau partisipasi (responding)
Satu tingkat di atas penerimaan. Dalam hal ini siswa menjadi terlibat secara afektif, menjadi peserta dan tertarik.
·       Penilaian atau penentuan sikap
Mengacu kepada nilai atau pentingnya kita menterikatkan diri pada objek atau kejadian tertentu dengan reaksi-reaksi seperti menerima, menolak atau tidak menghiraukan.
·       Organisasi (organization)
Mengacu kepada penyatuan nilai, sikap-sikap yang berbeda yang membuat lebih konsisten dapat menimbulkan konflik-konflik internal dan membentuk suatu sistem nilai internal, mencakup tingkah laku yang tercermin dalam suatu filsafat hidup.
·       Karakterisasi / pembentukan pola hidup (characterization by a value or value complex)
Mengacu kepada karakter dan daya hidup sesorang. Nilai-nilai sangat berkembang nilai teratur sehingga tingkah laku menjadi lebih konsisten dan lebih mudah diperkirakan. Tujuan dalam kategori ini ada hubungannya dengan keteraturan pribadi, sosial dan emosi jiwa.

    1. Psychomotor Domain, berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.
Menurut Davc (1970) klasifikasi tujuan domain psikomotor terbagi lima kategori yaitu :
·       Peniruan
terjadi ketika siswa mengamati suatu gerakan. Mulai memberi respons serupa dengan yang diamati. Mengurangi koordinasi dan kontrol otot-otot saraf. Peniruan ini pada umumnya dalam bentuk global dan tidak sempurna.
·       Manipulasi
Menekankan perkembangan kemampuan mengikuti pengarahan, penampilan, gerakan-gerakan pilihan yang menetapkan suatu penampilan melalui latihan. Pada tingkat ini siswa menampilkan sesuatu menurut petunjuk-petunjuk tidak hanya meniru tingkah laku saja.
·       Ketetapan
memerlukan kecermatan, proporsi dan kepastian yang lebih tinggi dalam penampilan. Respon-respon lebih terkoreksi dan kesalahan-kesalahan dibatasi sampai pada tingkat minimum.
·       Artikulasi
Menekankan koordinasi suatu rangkaian gerakan dengan membuat urutan yang tepat dan mencapai yang diharapkan atau konsistensi internal di natara gerakan-gerakan yang berbeda.
·       Pengalamiahan
Menurut tingkah laku yang ditampilkan dengan paling sedikit mengeluarkan energi fisik maupun psikis. Gerakannya dilakukan secara rutin. Pengalamiahan merupakan tingkat kemampuan tertinggi dalam domain psikomotorik.

  1. Taksonomi Guilford

Guilford (1967) mengembangkan teori atau model tentang kemampuan kognitif manusia (yang berisi 120 kemampuan intelektual) yang disusun dalam satu sistem yang disebut "struktur intelek". Model struktur ini menggambarkan keragaman kemampuan kognitif manusia, yang digambarkan dalam bentuk kubus tiga dimensi intelektual, yang maksudnya untuk menampilkan semua kemampuan kognitif manusia.
Operasi Mental (Proses Befikir)
·       Cognition (menyimpan informasi yang lama dan menemukan informasi yang baru).
·       Memory Retention (ingatan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari).
·       Memory Recording (ingatan yang segera).
·       Divergent Production (berfikir melebar atau banyak kemungkinan jawaban/ alternatif).
·       Convergent Production (berfikir memusat atau hanya satu kemungkinan jawaban/alternatif).
·       Evaluation (mengambil keputusan tentang apakah suatu itu baik, akurat, atau memadai).

Content (Isi yang Dipikirkan)
·       Visual (bentuk konkret atau gambaran).
·       Auditory.
·       Word Meaning (semantic).
·       Symbolic (informasi dalam bentuk lambang, kata-kata atau angka dan notasi musik).
·       Behavioral (interaksi non verbal yang diperoleh melalui penginderaan, ekspresi muka atau suara).

Product (Hasil  Berfikir)
·       Unit (item tunggal informasi).
·       Kelas (kelompok item yang memiliki sifat-sifat yang sama).
·       Relasi (keterkaitan antar informasi).
·       Sistem (kompleksitas bagian saling berhubungan).
·       Transformasi (perubahan, modifikasi, atau redefinisi informasi).
·       Implikasi (informasi yang merupakan saran dari informasi item lain).

  1. Taksonomi Williams
  2. Taksonomi Kratwohl, bersifat sasaran afektif, bagaimana sikap siswa terhadap suatu mata pelajaran tertentu. Sejauh mana ia dapat menerima dan menghargai apa yang diajarkan guru, nilai-nilai yang dianutnya dan apa yang menjadi pedoman dalam hidupnya. Semuanya membawa dampak cara belajar dan hasil belajar.
Hidup ini adalah gema, apa yang diperbuat suatu kali akan berbalik untuk menerimanya kembali entah dalam bentuk apa menurut caranya sendiri. Hal.41. Kehidupan itu bagaikan orkestra dan Anda memegang tongkat pemimpin orkestra dan Anda mengarahkan penafsiran lagu kehidupan. Kehidupan ini bagaikan lukisan dan Anda sendirilah pelukisnya. Pada palet Anda terdapat semua warna yang diperlukan. Bahkan kehidupan ini bagaikan cerita petualangan dan Ada juga epnulisnya. Anda memiliki 26 huruf abjad yang sama, yang juga dipergunakan oleh novelis terkenal. Dalam kehidupan ini, kitalah yang bertanggung jawab. Menyia-nyiakan kehidupan yang tertata dalam ruang dan waktu berarti memberikan ”gema” yang buruk untuk pertumbuhan kehidupan itu sendiri. Tidak menyadari apa yang Anda inginkan adalah masalah pengetahuan. Tidak mengejar apa yang Anda inginkan adalah masalah motivasi. Tidak mencapai apa yang Anda inginkan adalah masalah keuletan. Karena hidup ini sebentar dan sementara, maka marilah kita pergunakan kekuasaan untuk memilih yang bermanfaat bagi diri sendiri kelak maupun untuk sesama.(Parlindungan Marpaung, Setengah Utuh Setengah Pecah, Hal.42)

Posted in , by at Tuesday, October 9, 2012.

Leave a Reply