Gangguan tingkah laku / Conduct Disorder
Gangguan tingkah laku: pola tingkah laku yang menetap
ditandai dengan pelanggaran hak orang alin, norma/aturan amsyarakat.Senagaj
melakukan antisocial yang melanggar norma, tindakan kasar, tidak punya rasa
bersalah.
Juvenite Deliquency : bagian dari gangguan tingkal laku,
pelanggaran hokum yang dilakukan anak di bawa usia 21 tahun.
Klasifikasi:
- Pola perilaku berulang dan menetap
- Gangguan minimal 12 bulan, 3 dari tingkah laku:
-
Mengancam orang lain
-
Berkelahi
-
Menggunakan senjata
-
Menipu/mencuri
-
Melanggar aturan, kabur dari rumah, sering membolos
-
Kejam
-
Ambil barang orang dengan keras
-
Merusak barang orang lain
-
Membakar
-
Berhubungan seks
Mild: bohong,
bolos, pergi tidak ijin
Moderate:
mencuri, melukai orang lain, vandalisme
Severe: melukai
orang lain, kejam, berhubungan seks
Usia:
-
Childhood onset type di bawah 10 tahun
-
Adolescent
onset type di atas 10 tahun
Analisis
faktorial delikuen
- Socialized Subcultural Deliquent
-
Yang
berpengaruh adalah lingkungan bukan kepribadian
-
Lingkungan
menunjang delikuen
-
Lingkungan
kumuh, orang tua tidak mampu mendidik, IQ dan akademik rendah
- Unsozialize psychopatic deliquent
-
Yang
berpengaruh adalah kepribadian
-
Tidak
bisa menjalin hubungan erat dengan orang lain
-
Suka
mencari gara-gara
-
Faktor
sosial, ekonomi, orang tua tidak terlalu menentukan
- Disturbed Neurotic
-
Disertai
gangguan tingkah laku lain, Ex. RM, psikosis, brain damage
Weiner:
- Sociological Deliquency
Kelompok yang berlaku kriminal tapi menilai tinggi anggotanya yang bisa
melanggar hukum, adaptasi kelompok baik
- Charaterogical Deliquency
Tindakan pelanggaran hukum yang bersumber pada kepribadian asosial.
-
Dilakukan
sendiri, tidak memiliki teman dekat
-
Tidak
percaya dan loyal kepada orang lain
-
Tidak
ada rasa hormat, tidak mampu mengendalikan tindakan
-
Tidak
peduli hak orang lain dan lingkungan
-
Tidak
ada rasa bersalah dan tidak memiliki hati nurani
Etiologi: pengasuhan tanpa kasih sayang, deprivasi emosional, disiplin
tidak tepat, faktor genetik
- Neurotic Deliquency
Pelanggaran hukum sebagai usaha menarik perhatian lingkungan supaya
mengetahui bahwa dia punya kebutuhan tertentu. Situasional, akut, rasa
bersalah, penyesalan, putus asa, kecewa, merasa tidak dipedulikan, butuh
diakui, dihargai dan merasa kesepian
Etiologi: kemarahan pada orang tua karena kebutuhan tidak terpenuhi
- Psycotic, organic Deliquency
Persepsi tidak realistis, tidak mampu memperkirakan akibat dari tindakan
yang dilakukan, pengendalian diri lemah
Etiologi: ada kerusakan pada saraf, gangguan jiwa, epilepsi, abnormal
Masalah yang
berkaitan:
-
Merokok,
narkoba, alkohol, seks bebas
-
Prestasi
akdemik rendah daripada potensi intelektual, selui membaca dan berbicara
-
Mudah
frustasi, tersinggung, ceroboh, cemas dan depresi
-
Konsep
diri rendah, tidak peduli pada perasaan dan kesejahteraan orang lain
-
Kasar,
tidak ada rasa bersalah, dikeluarkan dari sekolah, obat-obatan terlarang
-
Hamil
di luar nikah, cedera fisik, bunuh diri
Kontroversi
faktor etiologi, klasifikasi dan akibat conduct disorder karena:
- Ada macam-macam klasifikasi gangguan tingkah laku, tingkah laku yang sama disebabkan oleh faktor yang berbeda-beda.
- Ada macam-macam profesi yang menangani: polisi, pendidik, psikolog, petugas kesejahteraan sosial.
- Berkaitan dengan diagnosa psikiatris
Penyebab gangguan
tingkah laku:
- Faktor biologis
- Gen
- Skor IQ rendah, keterampilan verbal rendah, tidak bisa mengendalikan diri dan menyelesaikan masalah, lemah neuropsikologis
- Faktor keluarga
o
Gaya pengasuhan
yang tidak efektof
o
Interaksi
negatif antara orang tua dan anak
o
Distress
orang tua
o
Ibu merokok
- Faktor Kognitif
o
Gangguan
tingkah laku memproses informasi
o
Anak berasumsi
bahwa orang alin akan menyakiti mereka walau sebenarnya tidak
o
Menyalahkan
orang alin atas perkelahian yang dilakukan
o
Merasa
diperlakukan salah dan tidak adil
o
Tidak
bisa menghadapi konflik sosial
- Faktor belajar
o
Anak modelling
orang tua, TV dan lingkungan teman sebaya
o
Pola pengasuhan
yang tidak tepat
- Faktor sosial
o
Penolakan
dari teman sebaya
o
Pergaulan
yang menyimpang
o
Tingkat
pengangguran tinggi, pendidikan rendah ajdi keluarga terganggu
Penanganan:
- Pendekatan medis, ritalin untuk mengurangi tingkah laku antisosial
- Pendekatan behavioral, operant conditioning, diberi reward pada perilaku yang tepat dan diberi hukuman bila perilaku tidak tepat
- Pendekatan kognitif behavioral, membuat anak berpikir bahwa konflik sosial adalah masalah yang harus diselesaikan bukan tantangan terhadap kejantanan yang harus dibuktikan dengan kekerasan. Calming self talk, berbicara pada diri, mengendalikan marah, megnhambat impulsif dan mencoba solusi yang tidak tergantung oleh kekerasan.
- Pendekatan keluarga/lingkungan, Hanggeler, teori ekologis dari Urie Bronfenbrenner, anak yang melanggar peraturan mempengaruhi da dipengaruhi oleh sistem sosial (keluarga, sekolah, komunitas, hukum) yang berinteraksi dengan mereka. Teknik: mengubah hubungan anak dengan berbagai sistem
Pilihan untuk mewujudkan cinta
memerlukan waktu yang berkualitas, telinga yang lebar untuk mendengarkan, dan
ucapan mesra serta pelukan hangat. Cinta tidak selalu diwujudkan dalam bentuk
benda, fasilitas bahkan uang. Penerimaan, penghargaan dan pengorbanan merupakan
formula 3P yang semakin membuat makna cinta tersebut bermakna. Ketika semuanya
berjalan dan kelihatan baik, maka cinta akan mengalir seperti apa adanya. Sebaliknya,
ketika semuanya berjalan tidak baik, maka di sinilah cinta diuji. (Parlindungan Marpaung, Setengah Utuh Setengah Pecah, Hal.10)