Psikologi Media & Komunikasi, Pert. 1

Komunikasi itu memiliki pesan / maksud yang akan disampaikan, memiliki sender dan receiver, memiliki media yang digunakan, memiliki feedback / tanggapan serta memiliki protokol atau aturan yang disepakati.

Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku dan proses-proses mental yang melatarbelakanginya. Komunikasi dengan psikologi erat berhubungan karena psikologi mempelajari perilaku manusia, dan manusia merupakan makhluk sosial yang butuh untuk berhubungan atau berkomunikasi, entah verbal maupun non-verbal. Feedback dalam komunikasi adanya perubahan dan tingkah laku dan kebiasaan.

Komunikasi dan psikologi adalah seni dan seni itu berhubungan dengan emosi. Ada dua macam pendapat tentang terjadinya emosi. Pendapat yang nativistik mengatakan bahwa emosi-emosi itu pada dasarnya merupakan bawaan sejak lahir, sedangkan pendapat yang empiristik mengatakan bahwa emosi dibentuk oleh pengalaman dan proses belajar. Salah satu penganut paham nativistik adalah Rene Descartes (1596—1650). la mengatakan bahwa manusia sejak lahirnya telah mempunyai enam emosi dasar yaitu : cinta, kegembiraan, keinginan, benci, sedih dan kagum. (http://subki14.files.wordpress.com/2010/04/makalah-psikologi-tentang-konsep-dasar-emos1.docx ,diakses tanggal 18 September 2012)
Jadi tantangannya bagaimana kita mengkomunikasikan berita buruk dengan cara/penerimaan yang baik dan pesan yang tidak nyaman diterima dengan nyaman? Dan juga bagaimana mempersuasi orang supaya melakukan perilaku tertentu?

Pilar komunikasi efektif dari dosen:
-          katakan apa yang dilakukan, berikan keteladanan
-          jujur, katakan bisa jika bisa dan katakan tidak bisa jika kita tidak bisa
-          konsisten

Dalam sistem manajemen ala jepang, dikenal istilah hourensou (dibaca: horenso). Dalam bahasa Jepang sendiri, hourensou artinya sayur bayam. Namun, terkait dengan manajemen, Ini adalah singkatan tiga frase : houkoku, renraku, dan soudan yang menjadi dasar pola komunikasi antar anggota dalam organisasi. Houkoku (baca: Ho-koku), berarti laporan atau melaporkan sesuatu. Houkoku dalam konteks yang kita bicarakan adalah pola hubungan seorang bawahan dalam melaporkan hasil kerjanya kepada atasan, bagaimana sebaiknya ia melaporkan hasil kerjanya, apa saja yang harus ia laporkan, dan kapan ? Renraku berarti communication atau contact, terjadinya pola hubungan komunikasi sederajat dengan orang selevel atau dengan orang dari departemen berbeda. Kumunikasi dengan rekan kerja atau dengan departemen lain sangat bermanfaat untuk memberikan pengayaan pada aplikasi proses yang sedang kita lakukan. Proses renraku juga bisa diartikan dalam bentuk saling belajar sesama teman atau berbagi pengalaman yang menunjang keberhasilan kerja kita. Soudan diartikan sebagai consult, biasanya dilakukan oleh bawahan kepada atasannya manakala ia menemukan masalah atau potensi masalah dalam rantai pekerjaan yang ia lakukan. Pola berpikir orang Jepang, selalu berusaha untuk minimize masalah dan potensi masalah, hal ini sejalan dengan ISO 9001:2008 pasal 8.5.3 tentang Preventive Action. (http://www.infometrik.com/2009/08/ho-ren-so-pola-komunikasi-efektif-ala-jepang/ ,diakses tanggal 18 September 2012)

Sistem pendidikan billingual yang ada di Indonesia itu kurang efektif, karena bahasa adalah budaya, jadi anak-anak lebih diajarkan budaya asing dan tidak mengenal budaya sendiri. Contohnya banyak bahasa terapan di Indonesia yang menunjukkan bahwa Indonesia tidak berbudaya atau pakar-pakar bahasa malas untuk meneliti atau mencari bahasa baru yang sama artinya dengan bahasa yang diserap.

Saat ini banyak orang yang cuek dengan kekerasan yang terjadi didekatnya. Itu adalah buah dari tontonannya sewaktu kecil, diantaranya Tom & Jerry, Donald Bebek dsb yang secara tidak langsung mengajarkan pada anak kekerasan itu lucu, bisa dijadikan bahan tertawaan, kekerasan itu adalah hal yang wajar dan tidak perlu diperhatikan. Pembelajaran dan tontonan yang salah. Awasi dan kontrol tontongan anak Anda saat ini, filter dengan bijak siaran mana yang baik untuk anak.

Dalam setiap training yang diberikan oleh dosen, beliau selalu menggunakan 3 hal berikut:
-          integrity, bertindak konsisten sesuai dengan nilai-nilai dan kebijakan organisasi serta kode etik profesi
-          Kelimpahruahan untuk memberi
-          Kedewasaan

Rumus yang diberikan dosen agar kita memberikan pelayanan atau peran yang baik dalam melakukan kegiatan:


Note    : S = Service
              Hs =  Hard Skill (ijazah atau pendidikan formal)
              Ss = Soft Skill (training, motivasi dsb)
  C = Cost (bukan hanya berupa materi, tapi perasaan negatif yang ditimbulkan, ex. Benci, sakit, iri dsb)
              T = Time (waktu yang kita habiskan untuk melakukan suatu pekerjaan)
              H = Mengeluh

Bagaimana kita mengembangkan pola hubungan yang baik dengan orang lain? Mulailah dengan ” berpijak di sepatu orang lain”. Mulailah dengan berbicara dari perspektif orang lain, bukan perspektif diri kira sendiri. Pola hubungan yang demikian menuntut apa yang disebut dengan empati. Empati berarti membuka perasaan seseorang agar peka pada status emosional dari orang lain. Ketika kita berempati kepada orang lain, maka kita mengembangkan sikap peduli dan rela berkorban untuk sejenak berada di posisi orang lain dan merasakan apa yang dirasakannya. Dengan kita memilih untuk berempati sejenak dengan orang sekitar, dunia di mana kita berpijak akan terasa sejuk dan akan memiliki cara pandang yang lebih jernih untuk menyelesaikan setiap masalah. (Parlindungan Marpaung, Setengah Pecah Setengah Utuh, Hal.62-63)

Posted in , by at Tuesday, September 18, 2012.

2 Responses to “Psikologi Media & Komunikasi, Pert. 1”

  1. seta says:

    wow....amazing articles in amzing Blog !...semoga saya bisa banyak belajar menulis dari Ibu, keep on writing ya...untuk 1ndONEsia!

  2. terima kasih sudah mampir ke blog saya....

Leave a Reply